Selasa, 10 Februari 2009

QURBAN, BENCANA
DAN SOLIDARITAS SOSIAL

Khutbah 'Idul Adha

Oleh : Ust. Ija Suntana, M.Ag.

الحمد لله مجيب الدعوات وكاشف الكربات، أحمده سبحانه وتعالى الموجب على عباده الشكر في السراء والضراء، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، خير من تضرع إلى الله في الشدة والرخاء، وأرشد أمته إلى الإلحاح في الدعاء، اللهم صل وسلم وبارك على عبدك ورسولك محمد وعلى آله وصحبه

أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ

(#qà)¨?$#ur ZpuZ÷FÏù žw ¨ûtùÅÁè? tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß öNä3YÏB Zp¢¹!%s{ ( (#þqßJn=÷æ$#ur žcr& ©!$# ߃Ïx© É>$s)Ïèø9$# ÇËÎÈ

Jamaah Idul Adha yang Berbahagia

Alhamdulillah, atas karunia Allah, hari ini kita dapat mengikuti salah satu rangkaian hari besar Islam yang terjadi di akhir tahun 2006 ini. Selain Idul Adha, pada tahun ini umat Islam akan menghadapi hari besar lainnya, yaitu Tahun Baru Hijriyyah 1428 seiring dengan akan datangnya tahun baru Masehi 2007. Harapan kita di akhir tahun Islam ini dan akhir Tahun Masehi adalah semakin bertambah kuat keyakinan pada Allah dan segera menyaksikan perubahan kondisi bangsa kepada yang lebih baik: terhindar dari musibah yang datang bertubi-tubi dan bisa menghadapi beban hidup yang semakin berat.

Hadirin sekalian. Kita semua mendengar beberapa bencana menimpa masyarakat Indonesia, dimulai banjir, longsor, gempa dan bencana yang lainnya. Semuanya merupakan bencana yang oleh kita semua perlu dihadapi secara tepat.

Dalam melihat bencana, ada tiga kelompok manusia yang berbeda cara pandang. Kelompok pertama menganggap bahwa bencana yang terjadi adalah kutukan Allah kepada umat manusia akibat perbuatan-perbuatan durhaka yang dilakukan manusia sendiri. Bencana yang muncul dianggap sebagai siksaan permulaan yang ditampakkan di dunia. Dan, siksaan ini tidak pandang bulu. Ia tidak hanya menimpa kepada pelaku maksiat, tapi siapapun bisa terkena. Hal ini diisyaratkan oleh Allah dalam Al-Quran:

(#qà)¨?$#ur ZpuZ÷FÏù žw ¨ûtùÅÁè? tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß öNä3YÏB Zp¢¹!%s{ ( (#þqßJn=÷æ$#ur žcr& ©!$# ߃Ïx© É>$s)Ïèø9$# ÇËÎÈ

Takutlah kalian pada fitnah (siksa) yang tidak hanya menimpa kepada orang-orang yang zalim di antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya,, (QS Al-Anfal [8]: 25).

Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad Saw. disebutkan, “Jika berbagai jenis kemaksiatan telah menggejala di mana-mana, berbagai bencana akan menimpa umat manusia.”

Pandangan kelompok yang pertama ini mendapatkan pembenaran secara sosial. Secara kasat mata berbagai jenis kemaksiatan mekar di kalangan kita. Dan, bukan mustahil pelakunya adalah kita sendiri. Atau, apabila kita tidak melakukannya, mungkin juga kita hanya diam berpangku tangan, tanpa ada keinginan dan usaha untuk memperbaiki keadaan atau amar ma’ruf nahi munkar.

Kelompok yang pertama ini mengajukan solusi mengatasi bencana dengan ajakan bertaubat kepada Allah secara benar dan tulus. Berbagai jenis maksiat agar dihilangkan dan ditinggalkan. Dengan demikian, aspirasi untuk memberantas jenis-jenis kemaksiatan yang terjadi di masyarakat, seperti perjudian, perzinahan, dan narkoba bukan semata-mata kepentingan agama, tapi terkait dengan kepentingan bangsa agar terhindar dari bencana. Namun, sangat sedikit hal ini disadari oleh bangsa kita sendiri. Kita memandang bahwa orang yang bersuara keras ingin memberantas perjudian, perzinahan, dan narkoba dianggap sebagai orang yang fanatik dan mengutamakan superioritas kelompok. Padahal, tujuan senyatanya adalah agar bangsa kita terhindar dari bencana yang merugikan bangsa dan negara. Demikian, pola pandang kelompok yang pertama dalam memahami bencana.

Kelompok kedua memandang bahwa bencana yang menimpa kita adalah takdir. Bencana yang terjadi dianggap sebagai cobaan bagi umat manusia. Pandangan kelompok kedua ini mendapatkan pembenaran melalui realita bencana yang tidak bisa dihadapi oleh siapapun. Pemerintah kita bukan tidak siap siaga menghadapi bencana, tapi toh bencana tetap terjadi. Bukan hanya di negara-negara kecil, seperti negara kita, di negara-negara maju dan besar pun bencana tetap terjadi. Secanggih apapun alat-alat penangkal bencana dikerahkan oleh negara maju, tetap saja bencana menimpa mereka. Bagi kelompok kedua ini bencana adalah hukum alam yang tidak bisa ditawar lagi. Dan, ini pun merupakan bukti bahwa alam bukan tuhan yang abadi, serta sebagai bukti bahwa hanya Allah Yang Maha Kuasa. Alam adalah makhluk yang pasti akan mengalami kerusakan dan akan berakhir dengan kerusakan.

Kelompok yang kedua ini mengajukan solusi menghadapi bencana dengan cara sabar dan tawakal atas apa yang menimpa. Keluh-kesah, menggrutu, dan berontak tidak menyelesaikan bencana yang terjadi. Kalau memang bencana sudah terjadi dan berada di luar daya jangkau kita, sabar dan tawakal adalah solusi yang terbaik menghadapinya. Tawakal dan sabar di sini adalah yakin bahwa Allah, suata saat, akan mengubah keadaan yang tidak menyenangkan dengan keadaan yang terbaik. Melalui sabar, kita dituntut tidak pantang menyerah dan tetap untuk berusaha mengubah keadaan. Dan, perlu diyakini oleh kita bahwa cobaan yang diberikan oleh Allah adalah untuk mengangkat derajat hidup orang-orang yang sabar. Mari kita simak dua firman Allah Swt. berikut ini:

$oYù=yèy_ur öNåk÷]ÏB Zp£Jͬr& šcrßöku $tR͐öDr'Î/ $£Js9 (#rçŽy9|¹ ( (#qçR%Ÿ2ur $uZÏG»tƒ$t«Î/ tbqãZÏ%qムÇËÍÈ

Berkat kesabaran mereka, Kami jadikan mereka sebagai para tokoh yang membimbing manusia untuk menetapi aturan Kami, (QS Al-Sajdah [32]: 24)

šÍ´¯»s9'ré& šc÷rtøgä spsùöäóø9$# $yJÎ/ (#rçŽy9|¹ šcöq¤)n=ãƒur $ygŠÏù Zp¨ŠÏtrB $¸J»n=yur ÇÐÎÈ

Mereka (orang-orang sabar) akan diberi kedudukan yang inggi di surga berkat kesabaran mereka, (QS Al-Furqan [25]: 75).

Kelompok ketiga memandang bahwa bencana yang menimpa bangsa kita adalah akibat keteledoran. Keteledoran ini disebabkan pengerukan kekayaan dari alam yang tidak seimbang dan tidak mempertimbangkan sisi keselamatan manusia. Kekayaan yang didapat tidak setimpal dengan bencana yang harus ditanggung oleh masyarakat. Di dalam Al-Quran Allah Swt. berfirman:

tygsß ßŠ$|¡xÿø9$# Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. Ï÷ƒr& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ƒÉãÏ9 uÙ÷èt/ Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_ötƒ ÇÍÊÈ

Kerusakan di daratan dan lautan muncul akibat ulah tangan manusia, sehingga Allah menimpakan sebagian bencana akibat perbuatan mereka supaya mereka sadar, (QS Al-Rum [30]: 41).

Pandangan kelompok yang ketiga ini mendapat pembenaran dengan adanya pengerukan kekayaan alam yang mengakibatkan bencana alam. Penebangan hutan secara liar adalah salah satu bukti nyata pemicu bencana alam.

Solusi yang diajukan kelompok ketiga ini adalah mengubah cara pandang kita terhadap alam. Kita harus memandang alam bukan hanya objek pengerukan keuntungan, tapi alam pun bagian dari penyangga keselamatan umat manusia. Oleh karena itu, selain mengambil keuntungan atau kekayaan dari alam, kita pun harus mempertimbangkan bagaimana memeliharanya secara tepat dan cermat.

Demikian, pandangan tiga kelompok manusia tentang bencana alam yang menimpa kita belum lama ini. Kalau dilihat secara lebih arif, ternyata bencana yang menimpa bangsa kita secara khusus adalah akumulasi dari tiga penyebab di atas, yaitu akibat dosa kita yang harus segera ditaubati, takdir yang mesti terjadi, dan keteledoran kita. Solusi yang paling tepat untuk menghadapinya adalah menggabungkan antara taubat, sabar, dan berupaya mengubah cara pandang kita terhadap alam.

Jamaah Idul Adha yang Berbahagia

Hari Raya Idul Adha tidak lepas dari dua jenis ibadah, yaitu penyembelihan hewan qurban dan ibadah haji. Ibadah Qurban bukan bentuk praktik hura-hura tahunan yang di dalamnya sekadar menyembelih kambing, sapi, kerbau, unta, dan biri-biri. Tapi, makna qurban yang sebenarnya adalah ide kesejahteraaan umat. Qurban mengandung pesan penyelamatan ekonomi masyarakat supaya tidak menjadi bahan cibiran dan cemoohan bangsa lain. Al-Quran mengisyaratkan hal ini dalam Surah Al-Kautsar. Dalam Surah Al-Kautsar Allah menyebutkan keharusan Qurban bagi Nabi Muhammad saw. dibarengkan dengan penyebutan orang-orang yang suka mencemooh beliau.

!$¯RÎ) š»oYøsÜôãr& trOöqs3ø9$# ÇÊÈ Èe@|Ásù y7În/tÏ9 öptùU$#ur ÇËÈ žcÎ) št¥ÏR$x© uqèd çŽtIö/F{$# ÇÌÈ

Sesungguhnya Kami telah memberi nikmat yang banyak kepada kamu. Oleh karena itu, shalat dan berkurbanlah engkau. Sesungguhnya orang-orang yang mencemoohkan engkau adalah orang yang terputus, (QS Al-Kautsar [108]: 1-3).

Dalam Surah tersebut Rasulullah saw. disuruh untuk melakukan shalat dan ‘menyembelih’. Makna menyembelih dalam surah tersebut tidak sekadar memotong hewan. Tapi, makna lebih lanjutnya adalah melakukan penyelamatan ekonomi masyarakat agar tidak diinjak-injak dan didikte seenaknya oleh bangsa lain.

Ketika Nabi Ibrahim mendapat wahyu agar mengorbankan anaknya, yaitu Ismail, beliau tidak jadi menyembelihnya, malah diganti dengan kambing. Ini merupakan bukti bahwa yang diminta oleh Allah dari Ibrahim bukan hanya “tekstualitas penyembelihan”. Tapi, yang diminta adalah kesetiaan dan kesediaan berjuang darinya. Sungguh mengagetkan kewajiban yang harus dilakukan oleh Ibrahim, apabila hanya dimaknai secara teks. Sebab, beliau harus menyembelih anaknya yang lahir secara ajaib. Ismail lahir dari istri Ibrahim yang menurut akal normal tidak mungkin dapat mengandung, karena umurnya yang sudah terlalu tua. Sementara itu, ketika sudah lahir, anaknya harus disembelih. Jadi, terbukti bahwa yang diminta dari Ibrahim adalah kesanggupan berjuang dan berkorban untuk hal yang lebih utama daripada kepentingan pribadi.

Qurban memiliki dua makna, yang pertama makna tekstual dan yang kedua makna simbolis. Makna tekstual qurban adalah menyembelih bintang qurban yang layak dikonsumsi oleh manusia. Sedangkan, makna simbolisnya adalah keharusan berupaya menyelamatkan ekonomi masyarakat. Al-Quran menyebutkan bahwa, Bukan darah dan dagingnya yang sampai kepada Allah tetapi ketakwaanlah yang sampai dari kalian, (Q.S. Al-Haj: 37). Ini menggambarkan bahwa semangat penyembelihan itu bukan hanya mengocorkan darah binatang, tetapi lebih lanjutnya adalah memperjuangkan kebaikan dan kemasalahatan orang banyak yang oleh ayat tersebu

Syaikh Muhammad Ali Khan (1874-1951) menyatakan bahwa makna Qurban adalah korelasi kebaikan, rendah hati, dan sabar dalam menghadapi masalah hidup yang mesti terjadi dan teralami semua orang. Sementara itu, Rasyid Ridha (1865-1935) menyebutkan bahwa Qurban adalah miniatur perjuangan dan kesiapan menekan egoisme.

Qurban yang disimboli dengan penyembelihan binatang adalah isyarat pemusnahan dan pemberangusan ego, yaitu menahan diri dari godaan ego kelompok, ego etnis, ego partai, ego agama, ego bahasa, ego bangsa, dan ego negatif lainnya. Selain itu, pengorbanan barang yang bersipat material dalam bentuk penyembelihan binatang adalah isyarat agar kita mengalihkan diri dari menghamba pada materi untuk beralih menghamba pada kepentingan umum yang dikehendaki oleh Allah.

Hadirin sekalian. Perlu jadi catatan bahwa solidaritas sosial bangsa kita kian hari kian menurun. Solidaritas ini telah terkalahkan oleh solidaritas partai, mazhab, organisasi, dan etnis. Hari Raya Qurban kali ini harus kita jadikan refleksi perhatian kita pada sesama yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan kita. Lebih-lebih, Hari Raya Qurban kali ini berdekatan sekali dengan perubahan tahun dari 2006 ke 2007. Tampaknya, perlu kita lakukan refleksi terhadap apa yang telah kita lakukan di tahun 2006 ini.

Hadirin yang Berbahagia. Bukan suatu kebetulan ibadah qurban digandengkan oleh Allah dengan pelaksanaan ibadah haji. Tujuan utama penggandengan ini adalah membarengkan perjuangan dan dengan penggalangan persatuan umat. Perjuangan diisyaratkan oleh Qurban sedangkan persatuan umat Islam diisyaratkan oleh pelaksanaan haji. Dua isyarat ini sudah sangat jelas memiliki pesan dua kekuatan, yaitu kekuatan ekonomi dan kekuatan politik umat Islam yang secara umum di negara manapun sedang carut-marut. Carut-marut karena sektarian, memaksakan kehendak, dan merasa paling penting di antara kelompok yang lain.

Ketika pelaksanaan ibadah haji harus dilaksanakan secara serentak oleh seluruh jemaah haji pada bulan Dzulhijjah dan tidak pada bulan lain, ini mengisyaratkan bahwa umat Islam harus membangun kesatuan. Dan tak disangsikan lagi bahwa membangun kesatuan umat tidak mungkin dapat terwujud tanpa adanya upaya bersama membangun ekonomi umat yang kuat pula. Sebaliknya, membangun ekonomi yang kuat mustahil terlaksana tanpa kesatuan langkah umat Islam untuk sama-sama membangun dan memajukannya.

Ziarah jutaan umat Islam ke Baitullah pada bulan haji ini memiliki potensi kesatuan dan kekuatan berbagai aspek, walaupun tidak terdukung oleh kelancaran komunikasi di antara jemaah yang hadir. Komunikasi emosi atau keterkaitan batin di antara sesama jemaah haji cukup efektif membangun pertalian di antara mereka.

Hadirin sekalian. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan di hari yang berharga ini bernilai tambah pada kehidupan kita. Kita mengharap makna ibadah Qurban berdampak positif pada keadaan ekonomi masyarakat kita dan haji memiliki efek positif pada pembangunan politik umat Islam. Kita berdoa kepada Allah mudah-mudahan mengabulkan harapan kita semua.

NILAI SHAUM BAGI PEMBINAAN PRIBADI
DAN MASYARAKAT

Khutbah 'Idul Fitri
Oleh : Prof. Dr. H. Djawad Dahlan

الله اكبر 9 x

الله اكبركبيرا والحمد لله كثيرا فسبحان الله بكرة واصيلا لااله الاالله وحده صدق وعده ونصر عبده واعز جنده وهزم الاحزاب وحده لااله الا الله ولانعبد الااياه مخلصين له الدين ولوكره المشركون لااله الاالله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد.

الحمد لله الذي انعم علينا بانواع النعم ولطائف الاحسان وفضلنا على سائرخلقه بتعليم العلم والبيان والصلاة والسلام على محمد المبعوث بخير الملل والاديان وعلى اله واصحابه بدور معالم الايمان وشموس عوالم العرفان أشهد ان لااله الاالله الخالق الانام وحاكم الحكام وأشهد ان محمدا عبده ورسوله سيد الانام اللهم صل وسلم على محمد وعلى ال محمد كما صليت على ابراهيم وعلى ال ابراهيم وبارك على محمد وعلى ال محمد كماباركت على ابراهيم وعلىال ابراهيم في العالمين انك حميد مجيد وبعد.

فياعيادالله اوصيكم واياي بتقوى الله فقد فاز المتقون. قال الله تعالى في القران العظيم اعوذ بالله من الشيطان الرجيم. يَاَيُّهَا الَّذِينَ امَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبّحُوهُ بُكْرَةً وَاَصِيلا. (ق س : 33: الاحزاب: 41-42)

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد.

Ma'asyiral Muslimina rahimakumullah.

Alhamdulillah, di pagi ini kita dapat memenuhi pang-gilan berjamaah, untuk menyambut seruan Allah, ruku, sujud kepada-Nya.

Kita sambut panggilan itu bukan sekedar memenuhi tradisi dan budaya nenek moyang, namun justru meng-harap ridla Allah semata.

Kita tinggalkan sebentar kehidupan rutin yang menggiring manusia pada kehidupan serba benda semata. Saat ini kita hentikan sebentar putaran kesibukan menata bumi yang mengasyikkan untuk memberikan pengalaman dan penghayatan ruhaniah agar tidak terlena dalam kehidupan rutin itu.

Telah kita lampaui berbilang bulan dan tahun meramaikan dunia ini. Untuk apakah itu semua? Hari ini kita gunakan untuk mempertemukan kalbu dengan kalbu dalam menghilangkan ketegangan dan kerenggangan.

Pernah seorang penyair bersenandung lirih memberi ingat kepada kita agar tidak terlena:

يامن بدنياه اشتغل قدغره طول الامل

اولم يزل فىغفلة حتىدنامنه الاجل

الموت يأتي بغتة والقبرصندوق العمل

اصبرعلىاهوالها لاموت الابالاجل

Wahai manusia yang disibukkan dunia

Yang terpedaya harapan hampa

Masih jugakah kalian tetap lalai

Menjelang mendekat ajal

Kematian datang dengan sigap

Kubur merupakan kurungan perbuatan

Bersabarlah karena kehebatannya

Tiada kematian tanpa ajal.

Kita hidup hari ini, melanjutkan hari kemarin, menyongsong hari esok. Kita dengar dan lihat aneka berita yang menggugah gairah hidup yang mengasyikkan : Gemerlapnya kota-kota besar, simpang siurnya kendaraan. Namun kita di sini bukan untuk berpesta pora, bukan pula untuk pamer kekayaan ataupun kekuatan. Duduk seperti ini malah menggugah kesamaan, tanpa terikat oleh status kepangkatan, kekayaan, keningratan atau bahkan kebangsaan sekalipun. Hari ini kita benamkan kepala yang selalu ditopang leher, yang biasa pongah dan sombong, untuk sujud syukur kepada Allah swt.

Duduknya kita di sini menumbuhkan penghayatan tersendiri, ingat pada masa lalu, cemas akan Yaumil Jaza. Menetes air mata kita mengenang itu semua. Kita ingat pada orangtua yang telah tiada, ingat pada nenek moyang dan sanak keluarga yang telah mendahului kita. Bahkan ada yang ingat pada isteri atau suami yang telah menghadap Allah. Ingat pula kepada handai tolan, teman sekerja atau sesama jama'ah masjid yang telah wafat. Haru dan sedih mengenang segala kebaikan dan budi halus mereka. Untuk mereka kita du'akan:

Ya Allah, semoga Engkau menerima amal baik mereka, mengampuni segala dosanya serta menempatkan mereka pada Jannati Na'im

Haru hati kami ya Allah pada pagi ini. Ampunilah hamba-hamba-Mu yang tidak mengenal-Mu, sehingga kurnia ni'mat yang Engkau limpahkan kepada kami dipandang sebagai prestasi hasil usaha kami. Kami congkak dan sombong sehingga cobaan dan musibah yang menimpa pada orang lain dipandang sebagai kebodohan dan kedunguan mereka.

Kami ingat akan perilaku kami yang tak senonoh, dosa yang pernah kami lakukan. Ya Allah, kami tidak menghargai, tidak menghormati orang tua kami. Kami lalai ibadah kepada-Mu dan bahkan kami telah pernah menyakiti hati sesama umat. Ya Allah ampunilah dosa kami yang pongah dan takabur ini. Kepada-Mu-lah ya Allah kami berserah diri.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Rasanya baru beberapa saat saja kita melaksana-kan shalat 'Idul Fithri di tahun lalu. Masa itu telah berlalu satu tahun yang silam. Berlalunya masa satu tahun, berarti jatah umur kita berkurang satu tahun, dan tak mungkin kita kembali ke masa satu tahun lalu. Penghayatan yang dirasakan hanya sebentar itu menunjukkan bahwa kita masih senang berada di alam fana ini.

Namun apabila kita toleh kiri kanan, banyak hal yang telah berubah. Si Upik yang setahun lalu masih gadis cilik, kini telah menyanding kawan hidup. Si bungsu yang tahun lalu masih cari-cari adik, tahun ini sedang asyik bermain dengan adik sayang. Ada pula ibu bapak yang pada tahun lalu belum bercucu, pada saat ini asyik menimang-nimang cucunya.

Di pihak lain terjadi pula yang mengharukan. Ada anggota jama'ah yang telah mendahului kita menghadap Allah swt., meninggalkan kita semua. Ada pula yang telah susah payah melangkahkan kakinya menuju masjid karena ketuaannya. Bahkan ada yang terpaksa berbaring di rumah sakit karena kesehatannya terganggu, sehingga tidak dapat hadir bersama kita shalat berjama'ah.

Bagi anggota jama'ah yang telah mendahului kita, kita du'akan semoga mereka mendapat tempat yang baik di Hadapan Allah, mendapat limpahan ni'mat kurnia Allah swt.

Bagi Anggota jama'ah masjid yang pada saat ini berbaring di tempat tidur karena sakit, dari mimbar ini kita nyatakan rasa simpatik dengan iringan du'a semoga mendapat ketabahan dan shabar menghadapi musibah.

Sejak subuh tadi kita bertakbir, menyatakan diri kecil di hadapan Allah swt. Yang Maha Besar. Kita bersenandung senada dan seirama menyatakan rasa haru yang baur dengan rasa gembira, karena memperoleh kemenangan mengalahkan hawa nafsu.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر لااله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Sebulan lamanya telah kita tunaikan perintah Allah swt. shaum pada bulan Ramadlan. Apa yang berubah pada diri kita setelah shaum? Mudah-mudahan shaum kita berbekas dalam kalbu, berdampak pada perilaku, bermakna bagi nurani. Muhamaad Abduh melukiskannya dalam ungkapan sebagai berikut.

ان تأثيره فى تربية النفس وتقوية الايمان، يجعل صاحبه مالكا لنفسه، يصرفها حسب الشرع لاحسب الشهوة.

Kesan dan bekasnya terlukiskan dalam pribadinya yang terdidik dan kekokohan iman, menyebabkan dirinya sebagai penguasa dirinya sendiri. Hidupnya cocok dan sesuai dengan ajaran Allah, tidak terlintas kalbunya untuk tunduk pada kemauan nafsu.

Betapa tinggi nilai shaum bagi pembinaan diri kita, keluarga dan masyarakat. Dirinya takluk pada peraturan Allah Yang Maha Besar, nafsunya dikalahkan oleh tauhid, nuraninya menolak godaan setan. Shaum merupakan proses penataan diri yang berdampak pada perubahan sikap, sifat dan perilaku. Sekiranya sikap, sifat dan perilaku kita tidak membaik, mengandung makna shaum kita belum mencapai tujuannya. Kita telah selesai menggembleng diri kita. Kita telah mengerjakan shaum agar mampu mengendalikan seluruh anggota tubuh kita dari yang dilarang Allah swt.

Bukankah Rasulullah saw. telah mengajari kita agar dapat menghabisi sikap, sifat dan perilaku jelek kita melalui shaum?

اذا صمت فليصم سمعك وبصرك ولسانك عن الكذب والماثم ودع اذى الخادم وليكن عليك وقار وسكينة يوم صيامك ولاتجعل يوم فطرك ويوم صيامك سواء.

Sekiranya kamu shaum, shaumkan pendengaran, penglihatan dan lidahmu dari dusta dan dosa, dan hentikanlah (kebiasaanmu) menyakiti pekerjamu. Jadikanlah hari-hari shaummu sebagai hari penuh rahmat dan ketenangan. Dan janganlah menjadi-kan hari-hari shaum sama saja dengan hari-hari berbuka (tidak shaum).

Sekiranya kita telah lampaui hari-hari shaum itu sebagaimana yang diajarkan Rasulullah, kita patut memperoleh karunia Allah, sebagaimana dilukiskan oleh Rasulullah saw.

قال r اذا كان يوم عيد الفطر وقفت الملائكة على ابواب الطرق فنادوا اغدوا يامعشر المسلمين الى رب كريم يمن بالخير ثم يثيب عليه الجزيل لقد امرتم بقيام الليل فقمتم وامرتم بصيام النهار فصمتم واطعتم ربكم فاقبضوا جوائزكم فاذاصلوا نادى مناد الاان ربكم قد غفر لكم فارجعوا راشدين الىرحالكم فهو يوم الجائزه ويسمى ذلك اليوم فى السماء يوم الجائزه. (رواه الطبرايى)

Rasulullah saw. bersabda, "Pada hari Idul Fithri, para Malaikat berdiri di gerbang jalan, lalu berseru, 'Bergegaslah hai Kaum Muslimin, menuju kepada Rabb Yang Maha Mulia, yang melimpahkan kebajikan lalu memberikan imbalan yang banyak. Kalian telah diperintah bangun malam, dan kalian tunaikan. Kalian telah diperintah shaum di siang hari, dan telah kalian laksanakan dan taati perintah Rabb kalian. Terimalah pemberian-Nya." Setelah shalat ditunaikan, berserulah penyeru, "Ketahuilah bahwa Rabb kalian telah mengampuni kalian. Bergegaslah pulang ke rumah kalian." Inilah hari Kurnia. Hari ini di langit disebut hari kurnia.

(H.R. Athabarani)

Betapa tinggi Kasih Allah kepada kita. Diberinya kita kesempatan untuk berserah diri, sehingga di saat kita menghadap Allah, segalanya serba baik, serba suci. Bukankah dengan Ramadlan segala yang keliru akan digugurkan, sesuai dengan namanya Ramadlan yang bermakna menghancur luluhkan segala dosa, segala perbuatan dan niat tak bermoral. Aneh sekali sekiranya kita yang sudah shaum sekian kali, masih memiliki sifat yang tidak pantas.

Kalau dulu sebelum shaum, kita kikir, maka setelah shaum menjadi dermawan. Dulu sering melakukan hasud, sekarang menjadi berbudi halus. Kalau dulu kita terlalu banyak sembarang ngomong menghujat orang, sekarang kita hanya ngomong yang berbobot .

لاتكثروا الكلام بغير ذكرالله فان كثرة الكلام بغير ذكرالله قسوة للقلب وان ابعد الناس من الله القلب القاسى (الحديث)

"Janganlah kalian banyak omong selain dengan dzikrullah, karena banyak omong selain dengan dzikrullah, dapat mengeraskan kalbu. Dan manusia yang paling jauh dari Allah adalah yang paling keras kalbunya" (al-Hadits)

Kalau dulu kita hanya mengambil manfaat dari orang lain, sekarang kita yang memberi manfaat:

المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده بان لايتعرض لهم بما حرم من دمائهم واعراضهم. (الحديث)

Orang Muslim adalah orang yang menyebabkan sesama Kaum Muslimin merasa selamat dari lisan dan tangannya. Dia tidak menyindir mereka, lantaran Allah telah mengharamkan darah dan harta benda mereka."(al-Hadits)

Kalau dulu enggan masuk masjid dan menghadiri pengajian, maka sekarang menjadi ni'mat hadir dalam pengajian.

حضور مجلس علم افضل من صلاة الف ركعة وعيادة الف مريض وشهود الف جنازة. (الحديث)

Menghadiri pengajian lebih utama daripada shalat seribu raka'at, menengok seribu orang yang sakit, dan melayat seribu jenazah. (al-Hadits)

Kita tahu bahwa yang biasa beribadah di masjid, akan tercatat sebagai manusia beriman.

اذا رايتم الرجل يعتاد المساجد فاشهدوا له بالايمان. (الحديث)

"Jika kalian melihat seseorang yang membiasakan beribadah di masjid, saksikanlah dia memiliki keimanan." (al-Hadits)

Kalau dulu kalbu kita membatu dan sulit menetes-kan air mata, maka sekarang kita berupaya menyembuh-kan kebekuan kalbu.

اربعة من الشقاء جمود العين وقسوة القلب وطول الامل والحرص على الدنيا. (الحديث)

Ada empat macam kecelakaan: Pertama mata yang tak dapat berair mata, kalbu yang membatu, angan-angan yang panjang, dan rakus kepada harta dunia. (al-Hadits)

Mari kita mendidik diri agar kita mampu menyelesai-kan sendiri persoalan, persaingan dan perselisihan serta pertentangan dalam diri kita masing-masing. Bukankah kedamaian di dunia dan bagi seluruh Umat manusia, hanyalah dapat diciptakan dengan ketenangan dan kedamaian dalam diri kita masing-masing? Bukankah kebenaran hanya berbahasa satu, ke dalam dan ke luar satu. Bukankah sorak dan keributan kata-kata kebenaran yang kita lontarkan ke luar tanpa membuat diri menjadi manusia ber-Iman dan beramal shaleh, hanyalah melukiskan kepalsuan semata-mata? Begitulah Islam menyelesaikan segala persoalan hidup dan kehidupan.

Bukankah keadilan tidak akan tegak jika kezhaliman tidak dihentikan?

Bukankah kebenaran tidak akan berdiri jika kesesatan tidak diakhiri?

Bukankah kemakmuran bagi rakyat tidak akan terlaksana, jika nafsu ke-akuan dan kepentingan pribadi tidak dikendalikan?

Bukankah samudera kebenaran, keadilan dan perikemanusiaan, kemakmuran masyarakat, kejujuran dan kebijaksanaan itu merupakan pancaran dari cahaya Iman, manifestasi dari amal shaleh manusia yang ber-Iman?

Bukankah iman tidak boleh dipermainkan atau diperjualbelikan?

Bukankah iman tidak boleh digadaikan, tidak boleh dijual belikan dengan harta dan dunia, pangkat dan kedudukan?

Berkenaan dengan pendidikan diri ini, mari kita renungkan nilai-nilai moral yang diajarkan Rasulullah saw.

واعظ اللسان ضائع كلامه وواعظ القلب نافذ سهامه. (الحديث)

"Penasihat lidah akan sia-sia perkataannya, sedangkan penasihat hati, anak panahnya akan menembusnya"

حبك الشيء يعمى ويصم.(الحديث)

"Kecintaan kalian kepada sesuatu dapat membutakan dan menulikan."

من سره ان يعرف منْزلته عند الله فلينظر كيف منْزلة الله في قلبه فان الله ينْزل العبد عنده حيث انزله العبد من نفسه.(الحديث)

"Barangsiapa yang ingin mengetahui kedudukan dirinya di Hadapan Allah, lihatlah bagaimana kedudukan Allah dalam qalbunya. Allah menurunkan martabat seseorang sejauh hamba-Nya menurunkan martabat Allah dalam dirinya." (al-Hadits)

ان العبد اذا مات قال الناس ماخلف وقالت الملائكة ماقدم.(الحديث)

"Jika manusia meninggal dunia, yang masih hidup berkata: "Apa yang dia tinggalkan." Dan para Malaikat berkata: "Apa yang telah dia simpan (untuk di akhirat)." (al-Hadits)

من اصبح والدنيا اكبر همه فليس لله فى شيئ الزم الله اربع خصال: هما لاينقطع ابدا وشغلا لايتفرغ منه ابدا، وفقرا لايبلغ مناه ابدا، واملا لايبلغ منتهاه ابد.

Barangsiapa yang pada pagi harinya kehidupan duniawi menjadi perhatian utamanya, dan tidak memperhatikan (hak) Allah, Allah akan membebaninya dengan empat hal. Angan-angan yang tak pernah putus, kesibukan yang tidak pernah selesai, kebutuhan yang tak pernah tercapai, dan khayalan yang tidak berujung.

Kata cerdik Pandai

اذا اصطنعت المعروف فاستره، واذا اصطنع اليك فانشره لما جبلت عليه النفوس من اظهار ما اخفي واعلان ماكتم.

Sekiranya engkau berbuat baik, sembunyikanlah. Sekiranya seseorang berbuat baik kepadamu, beritakanlah. Sudah jadi pembawaan diri menampakkan yang tersirat, dan menjelaskan yang tersimpan

Ali bin Abi Thalib

لايتم المعروف الا بثلاث خصال تعجيله وتصغيره وستره.

Tidak akan sempurna kebajikan tanpa tiga hal, menyegerakannya, menganggapnya kecil dan menyembunyikannya.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Itulah beberapa nilai yang seyogianya kita miliki sebagai hasil dari shaum sebulan penuh. Lebaran dewasa ini diwarnai berbagai keprihatinan yang sangat mendalam. Di berbagai tempat seperti di Ambon masih berlangsung perselisihan dan adu jotos, dan umat Islam teraniaya, seyogianya kita dalam kesempatan ini bermunajat kepada Allah swt. agar segala derita yang dialami bangsa segera berakhir.

Akhirnya marilah kita berdu'a, munajat kepada Allah Yang Maha Pengasih Penyayang.

اللهم انك تسمع كلامنا وترى مكاننا وتعلم سرنا وعلانيتنا لايخفى عليك شيء من امرنا.

Allahumma ya Allah, Engkau Maha Mendengar ucapan kami, melihat kedudukan kami, mengetahui segala urusan kami, baik yang tersembunyi ataupun yang nyata, tidak suatu pun yang tersembunyi dari Penglihatan-Mu ya Allah.

Ya Allah, kami berkumpul di sini memenuhi panggilan-Mu, munajat kepada-Mu serta memohon ampunan-Mu.

Ya Allah, ampunilah segala dosa kami, baik yang kami sadari ataupun yang tidak kami sadari. Bagi-Mu ya Allah tiada suatu pun yang tertutup, Engkau-lah ya Allah yang mengetahui segala peri hidup kami. Engkau-lah yang mengetahui segala dosa kami. Sekiranya Engkau tidak mengampuni dosa kami, sungguh kami termasuk orang yang rugi, dan tak sanggup menerima dahsyatnya api neraka.

Ya Allah, ampunilah segala dosa kami dan dosa ibu bapak kami. Limpahkanlah kurnia-Mu bagi kedua orang tua Kami, Mereka telah berusaha menyantuni kami sejak kecil, namun kami tak kuasa membalas budi baik mereka.

Ya Allah, Engkau-lah yang mendengar jeritan hati kami serta Engkaulah yang akan meluluskan permohonan kami ini.

اللهم حسن اخلاقنا, وصحح اجسادنا, ونور قلوبنا, واحسن اعمالنا, والى الخير قربنا وعن الشر ابعدنا واقض حوا ئجنا في الدنيا والاخرة.

Ya Allah, semoga Engkau memperindah akhlak kami, melimpahkan kesehatan jasad kami, menyinari qalbu kami, membaikkan amal perbuatan kami.

Ya Allah, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan. Penuhilah kebutuhan kami ya Allah baik berkenaan dengan kehidupan Agama kami, dunia kami dan akhirat kami.

Ya Allah, jadikanlah negara kami aman sentosa serta jauhkanlah rakyatnya dari malapetaka alam seperti di Pandeglang, di Padang, dan penderitaan umat Islam seperti di Ambon, di Aceh dan tempat lain-lainnya, yang bertubi-tubi menimpa mereka. Limpahkanlah kurnia bagi rakyatnya agar mereka tetap taat kepada-Mu. Limpahkanlah barakah dan ni'mat karunia-Mu kepada pemimpin negara kami, agar mereka tetap tabah memimpin rakyatnya.

Mudah-mudahan Allah swt. membajakan diri kita dengan Iman yang teguh dan Tauhid yang tegak!

Mudah-mudahan Allah swt. mengkayakan diri kita dengan amal shaleh, karya utama bagi segenap kemanusiaan dan dunia semesta.

Mudah-mudahan Allah swt. berkenan memberikan kemampuan kepada kita untuk menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangannya!

رَبَّنَا اِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلايمَانِ انْ امِنُوا بِرَبّكُمْ فَامَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الابرَارِ. رَبَّنَا وَاتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلى رُسُلِكَ وَلا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَة انَّكَ لا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ. ربناأتنا في الدنيا حسنة وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار. رَبَّنَا اغفرلناولاخواننا الذين سبقونا بالايمان ولاتجعل فىقلوبناغلا للذين امنوا ربنا انك رءوف رحيم.

عباد الله ! ان الله يأمربالعدل والاحسان وايتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغى يعظكم لعلكم تذكرون ولذكر الله اكبر.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد.